1. Nabi Muhammad SAW dan Tujuan Pengutusannya
Nabi Muhammad
adalah Nabi terakhir yang diutus Allah SWT., beliau dari nasab yang mulia dari
keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim. Beliau memperkenalkan diri beliau kepada
umatnya dengan bertutur “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari anak Ismail
as. Dan memilih Quraisy dari Kinanah, dan memilih Quraisy bani Hasyim, dan memilihku dari Bani Hasyim.”
Ibnu Al-Qoyyim
mengatakan: “Beliau (Nabi Muhammad Saw) adalah orang yang paling baik nasabnya
di dunia, di akui oleh lawan-lawannya.” Beliau diutus Allah untuk mengeluarkan
manusia dari kegelapan menuju alam yang terang benderang, menjadi penebar
rahmat bagi sekalian alam dengan menjadikan perbaikan akhlak di segala bidang
sebagai program andalan, dan membawa kabar gembira bagi umat yang mau menerima
ajarannya serta peringatan bagi yang menolak.
Mengingat tugas
beliau yang berat, yaitu memperbaiki wajah dunia yang telah coreng-moreng
dengan kejahiliahan, maka Allah SWT. Memilih Nabi Muhammad sebagai manusia yang
paling layak untuk menerima amanah ini dan mempersiapkannya dengan berbagai
bekal tanpa disadari oleh Muhammad kecil. Di antara persiapan-persiapan ke arah
kenabian itu adalalah,
1.
Tempat
tinggal Muhammad kecil. Beliau tinggal disebuah desa yang jauh dari pengaruh
kota, alam yang segar, dan suasana yang serba alami. Semua pakar bahwa
lingkungan adalah salah satu faktor penting dalam membentuk kepribadian anak.
2.
Penyucian
hati Nabi tahap satu di desa Halimah, perkampungan Bani SA’ad. Dengan bekal
hati yang suci \, Muhammad kecil tidak pernah melakukan tindakan yang dapat
merusak citranya di hadapan umatnya di kemudian hari.
3.
Hidup
dalam keprihatinan, ditinggal bapak sejak kecil, setelah itu ditinggal pula
oleh ibunya. Dan selanjutnya kakeknya yang begitu menyayanginya.
4.
Latihan kesabaran dengan menggembala kambing.
Pengalaman memelihara kambing Nabi Muhammad mampu sabar menghadapi masyarakat
yang kadang lebih susah diatur daripada kambing.
5.
Berperan
aktif dalam kegiatan di masyarakat sejak kecil, ikut beserta paman-pamannya
dalam hilful fudhul, melibatkan diri dalam kegiatan positif bersama
masyarakat adalah faktor pentig dalam upaya pematangan kepribadian.
6.
Menimba
pengalaman internasional, ikut armada dagang suku Quraisy. Pengalaman
internasional Nabi Muhammad menjadikan paham tentang konstelasi dunia. Beliau
adalah orang yang memiliki wawasan global. Mustahil seorang yang disiapkan
menjadi pencerah alam tidak mengetahui tentang dunia yang akan dicerahkan.
7.
Tidak
pernah cacat di masyarakatnya. Selain karena terlahir dari keluarga yang mulia,
Nabi Muhammad juga selalu dikenal hanya mengerjakan perbuatan yang mulia saja.
8.
Memiliki
prestasi yang diakui oleh umatnya sejak usia belia. Menjadi pemersatu umat
dalam peletakan kembali Hajar Aswad. Jika di usia beli Nabi Muhammad telah
menjadi rujukan kaumnya, menolak kredibilitas beliau setelah menjadi Nabi
menjadi tidak beralasan, apalagi menuduh beliau pendusta, tukang sihir, dan
lain-lain.
9.
Nabi
Muhammad menjelang kematangannya (40 tahun), secara intensif melakukan
perenungan tentang hakikat kehidupan. Beliau memilih gua Hira’ sebagau tempat
perenungan karena posisi gua ini sangat strategis untuk menyaksikan sepak
terjang penduduk kota Mekkah yang semakin jauh dari sifat-sifat kemanusiaan.
Untuk memperkuat kepribadiannya Allah SWT., membekalinya dengan berbagai mukjizat, seperti peristiwa Isra’ mi’raj, terbelahnya bulan, keluarnya air dari sela-sela jari beliau, bertambahnya makanan, turunnya hujan segera setelah beliau melakukan Istisqa’, dan lain-lain. Mukjizat terbesar yang dikaruniakan Allah kepada beliau adalah Al-Qur’an.
0 komentar:
Posting Komentar