Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah (Metode & Sarana Dakwah Nabi di Mekkah)

Metode Dakwah Nabi di Mekkah
Metode dakwah adalah ilmu tentang cara menyampaikan dakwah dan cara menghilangkan halangan-halangan yang merintangi sampainya tujuan dakwah. Agar tujuan dakwah yang telah ditetapkan oleh Rasulullah tersebut  tidak bergeser, beliau mengambil langkah-langkah gemilang yang tercatat dalam sejarah sebagai manusia yang paling berhasil menyebarkan ajarannya. Beliau mengambil langkah-langkah bertahap dalam pencapaian dakwah. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut;
1.      Tahapan Dakwah Secara Rahasia selama Tiga Tahun
Masuk Islam pada masa ini adalah orang-orang terdekat dengan Rasulullah SAW, dan orang-orang yang di anggap mampu memegang rahasia. Orang yang pertama masuk Islam adalah Khadijah, istrinya. Istrinyalaah yang paling tahu tentang Muhammad. Kalau nabi Muhammad hanya main-main, mungkin istrinya akan ragu-ragu menerima ajarannya, karena orang yang jiwanya kerdil mungkin saja kelihatan berwibawa di  hadapan orang lain, tetapi jika kembali ke rumahnya dia akan menampakkan  karakter aslinya. Selanjutnya masuk Islam pula Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib dan teman dekat Rasulullah, Abu Bakar As-Ashiddiq.
Abu Bakar aktif berdakwah memanfaatkan posisinya sebagai seorang pedagang, pakar tentang nasab, dan orang yang supel yang sering dikunjungi oleh masyarakat. Orang yang masuk Islam atas ajakan Abu Bakar adalah
1.      Utsman bin Affan
2.      Zubair bin Awwam
3.      Abdurrahman bin Auf
4.      Sa’ad bin Abi Waqqash
5.      Thalhah bin Ubaidillah.
Delapan orang tersebutlah merupakan pelopor islam generasi pertama, mereka melakukan sholat dan selalu membenarkaan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw.
Di antara pendahulu kaum muslimin adalah Bilal bin Rabbah, Abu ubaidiah bin Abil Arqam, Utsman bin Madz’un dan dua saudaraanya, Qudamah dan Abdullah, Ubaid bin Harits bin Al-Mutthalib, Sa’is bin Za’id al-Adawi dan istrinya, yaitu Fatimah binti Khattab al-Adawiyyah (saudara Utsman bin Khattab), Khabbab bin Art, Abdullah bin Mas’ud al-Hudzali, dan lain-lain. Mereka semuanya dari anak keturunan Quraisy. Ibnu Hisyam mengatakan jumlah mereka lebih dari empat puluh orang.
            Mereka masuk Islam secara rahasia dan Rasulullah membimbing mereka pun dengan rahasia pula. Ayat-ayat yang turun saat itu adalah ayat-ayat pendek yang memiliki perhentian indah, penyampaian yang tenang, dan sejalan dengan kondisi saaat itu yang sensitif. Isinya adalah tentang pembersihan jiwa, celaan terhadap jiwa-jiwa yang dikotori oleh noda-noda dunia, penggambaran terhadap surga dan neraka yang seolah-olah di hadapan mata, dan membawa orang-orang mukmin berada dalam kondisi lain, di luar kondisi masyarakaat Arab saat itu.
Meskipun mereka berusaha untuk tidak menampakkan perbedaan dengan masyarakat umum, tetapi akhirnya berita tentang tersebarnya ajaran baru juga tercium. Muhammad Al-Ghazali berkata: “Berita tentang dakwah Islam akhirnya didengar oleh orang-orangg Quraisy, namun merekaa tidak menaruh perhatian terhadapnya. Mungkin mereka menganggap bahwa Muhammad adalah salah seorang dari pemeluk agama yang selalu berbicara tentang ketuhanan dan hak-haknya, sebagaimana Umayyah bin Abis Shlmt, Qais bin Sa’idah, Amru bin Nufail, dan lainnya. Meskipun demikian, mereka sangat mengkhawatirkan berita tentang dakwah Islam itu semakin meluas.”
2.      Tahapan Dakwah secara Terang-Terangan terhadap Penduduk Mekkah, mulai tahun keempat kenabian sampai akhir tahun kesepuluh kenabian
Dakwah terang-terangan terhadap penduduk Mekkah di mulai sejak turunnya ayat 242 surar Asy-Syu’ara : “dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat”.
Adapun metode yang dilakukan Nabi pada tahapan ini adalah sebagai berikut:
1.   Mengundang Bani Hasyim ke rumahnya, dilakukan selama dua kali untuk menjelaskan bahwa beliau diutus oleh Allah.
2.   Undangan terbuka kepada seluruh  masyarakat Quraisy di Bukit Shafa. Beliau ingin melihat bagaimana pandangan masyarakaat Quraisy terhadap kepribadian beliau.
3.   Menyatakan sikap tegas terhadap hakikat ajran yang dibawa dan mengecam keyakinan keliru yang tersebar di masyarakat.
4.   Melakukan pembinaan dan pengkaderan intensif di rumah Arqam bi Abil Arqam.
5.   Memerintahkan sebagian kaum muslimin untuk melakukan hijrah ke Habasyah dengan tujuan untuk menyelamatkan sebagian iman kaum muslimin dari fitnah (tahun kelima kenabian).
3.      Tahapan Dakwah diluar Mekkah, Berlangsung dari Akhir Tahun Kesepuluh Kenabian sampai Hijrah ke Madinah.
Dalam tahapan ini Rasulullah melakukan beberapa langkah dalam menjalankan aktivitas dakwahnya, di antaranya.
  1.  Melakukan perjalanan ke Thaif. Beliau ditemani oleh Zaid bin Haritsah. Setiap melewati suatu kabilah, beliau selalu menyeru kepada Islam, meskipun tidak ada satu orang pun yang merespon.
  2. Menawarkan Islam kepada kabilah-kabilah dan pribadi-pribadi. Di antara kabilah yang didatangi adalah Bani Kilab, Bani Hanifah, dan Amir bin Sa’ah. Bani Kilab dan bani hanifah menolah dengan kasat sedangkan Amir bin Sa’ah menolak dengan halus.
  3. Di antara hasil gerilya Rasulullah tersebut adalah masuk Islamnya enam orang penduduk Yatsrib. Stelah pulang ke Madinah, mereka mendakwahkan Islam kepada kaum mereka, sehingga di antara rumah-rumah kaum ansar tidak ada satu rumah pun yang tidak menyebutkan Rasulullah.
  4. Bai’at Aqabah I (tahun kedua belas kenabian), jumlah peserta bai’at 12 orang.
  5. Bai’at Aqabah II (tahun ketigabelas kenabian), jumllahnya 70 orang laki-laki dan 2 orang wanita.
  6. Hijrah ke Madinah.
Sarana Dakwah Nabi Di Mekkah
Al-Bayanuni mendefinisikan wasa’il (sarana) dakwah sebagai: sesuatu yang dimanfaatkan oleh da’i dalam rangka menerapkan manhaj dakwah, baik sarana maknawiyah (nonfisik) ataupun madaniyyah (fisik). 
  • Sarana Fisik : 
Sedangkan sarana fisik adlah segala hal yang bersifat fisik (dapat diraba dan disentuh) yang dapat menopang kerja da’i, seperti perkataan, gerak, alat-alat, pekerjaan, dan lain-lain. 
  1. -          Masjidil Harram sebagai sarana untuk memperlihatkan kekuatan kaum muslimin.
  2.              Bukit Shafa sebagai tempat pertemuan umum di lapangan terbuka.
  3.               Rumah sebagai tempat para sahabat.
  4.               Tabligh terbuka, kefasihan, dan retorika rasulullah yang baik.
  5.                Dakwah bil haal.
  6.                Melakukan ta’akhi (mempersaudarakan sesama muslim).
  7.                Meminta bantuan kepada orang lain untuk ta’aziz (kemuliaan) dakwah.
  •        Sarana Non Fisik 
-Maksud dari sarana nonfisik yaitu segala hal yang bersifat abstrak (tidak dapat disentuh atau diraba) yang dapat menopang kerja dakwah, baik itu masalah hatimaupun fikrah. Seperti sifat-sifat terpuji, mulia, pemikiran, strategi, dan lain-lain. Saranan Non Fisik yaitu diantaranya :
  1.              Hubungan Rasulullah SAW, yang sangat dekat dengan Allah.
  2.              Kejujuran dan kepribadian Rasulullah luhur.
  3.              Kewaspadaan.
  4.        Menerapkan strategi dan sistem yang tertata baik.

1 komentar:

  1. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
    Kaos Islami Dakwah

    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Newsletter

Author

Blogroll