Problematika Dakwah dan Ketegaran Rasulullah
SAW.
Untuk mendapatkan sebuah penghargaan
prsesnya perlu adanya usaha yang sungguh-sungguh, tahapan-tahapan serta
perjuangan yang panjang. Begitu juga dengan dakwah, dakwah Nabi Muhammad SAW
perlu usaha dan perjuangan agar dakwanya berhasil sesuai yang diinginkan. Menyiapkan
logika kemenangan atau tahapan tahapan, sehingga kemenangan itu dapat dirasakan
oleh semua umat Islam.
Dakwah untuk menyerahkan kebaikan kepada
masyarakat pasti menghadapi permasalahan, siapa pun orangnya yang menyampaikan
dakwah. Allah SWT. Berfirman: “sesungguhnya, kami mengetahui bahwasannya apa
yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (jangan kamu bersedih hati), karena
mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang zalim itu
mengingkari ayat-ayat Allah. Dan sesungguhnya telah didustakan (pula)
rasul-rasul sebelum kamu.”
Jalan dakwah Rasulullah tidak mulus,
banyak rintangan yang menghadang di jalan dakwah beliau, mulai dari cara yang
halus, setengah kasar, sampai yang paling kasar, yaitu rencana sistematis
pembunuhan Rasulullah SAW.
a.
Di
antara jalan yang halus
-
Melakukan
negosiasi kepada Abu Thalib agar Muhammad menghentikan dakwahnya. Paman Nabi
Muhammad meminta kepada Nabi untuk menghentikan dakwahnya, permintaan tersebut diutarakan
secara halus oleh pamannya. Sesungguhnya permintaan tersebut bukanlah kehendak
paman Nabi melainkan keinginan masyarakat sekitar, mereka menolak ajaran Nabi
yang Nabi sampaikan.
-
Menawarkan
kepada Muhammad apa saja yang diinginkan baik harta, wanita, kedudukan, atau
dokter kalau memang beliau kelainan jiwa. Usaha masyarakat yang menolak ajaran
Nabi Muhammad sangat besar, sampai-sampai mereka akan menuruti apa saja yang
diinginkan Nabi Muhammad agar dapat menghentikan dakwah beliau. Hingga mereka akan
mengirim dokter untuk memeriksa Nabi, mereka mengira Nabi tidak waras.
-
Menawarkan
ibadah secara bergantian. Masyarakat yang menolak agama Islam menawarkan untuk
ibadah bergantian, maksudnya disini ialah mereka akan mengikuti agama yang di
sampaikan Nabi (Islam) setelah Nabi mengikuti agama mereka. Awalnya Nabi ada
keinginan untuk menyetujui permintaan mereka, namun turunlah ayat dalam
QS.AL-Kafirun yang berisikan tidak akan menyembah apa yang mereka sembah.
b.
Di
antara jalan yang agak setengah kasar:
-
Mencemooh,
menghina, melecehkan, mendustakan, serta menawarkan, seperti dituduh sebagai
orang gila.
-
Melontarkan
propaganda palsu dengan mengatakan bahwa ajaran Muhammad adalah dongeng orang-orang
terdahulu.
c.
Di
antara tindakan kasar:
-
Menebar
duri di tempat Rasulullah lewat.
-
Melakukan
penyiksaan kepada beberapa pengikut Islam.
-
Blokade
multidimensi.
-
Upaya
pembunuhan Nabi SAW.
Rahasia sukses dakwah Nabi di Mekkah
adalah ketegaran beliau memang prinsip yang telah digariskan oleh Allah. Dalam
surat Al-Isra’ ayat 73 sampai 75 di sebutkan seandainya Nabi Muhammad
menyimpang sedikit saja dari prinsip tersebut dan mau melunak dengan mengorbankan
sebagian prinsip Allah, maka pastilah dakwah Islam akan gagal dan Muhammad akan
mengalami kehinaan hidup di dunia dan di akhirata dan beliau tidak akan
ditolong oleh Allah SWT. Meskipun di dunia orang-orang kafir tersebut akan
menjadikan Muhammad sebagai uswah-nya dalam melaksanakan dakwah.
Ciri umum dakwah rasulullah di Mekkah
1.
Perhatian
dakwah terfokus pada upaya untuk menyampaikan dan menyebarkannya dengan cara siriyyah
(sembunyi) maupun jahriyyah (terang-terangan), dimulai dari orang
yang paling dekat, dalam rangka untuk menyelamatkan manusia dari kesesatan
menuju petunjuk, dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju alam yang
terang benderang.
2.
Memerhatikan
aspek tarbiyah (pengkaderan terpadu) bagi orang yang menerima dakwah
dengan berupaya untuk men-tazkiyah (mensucikan) hati orang yang dididik
dan menumbuhkan mereka selalu dalam suasana hidayah. Tujuan pengaderan terpadu
adalah dalam rangka menciptakan basis kader Islam yang kokoh untuk berdirinya
sistem Islam. Urutan tarbiyah merekaa adalah:
-
Mengajarkan
agama kepada mereka.
-
Menerapkan
Islam secara langsung dalam kehidupan keseharian.
-
Menanamkan
semangat ukhuwah di antara sesama mereka.
-
Saling
menasihati dalam menegakkan al-haq ( kebenaran) dan saling menasihati agar
tetap dalam kesabaran.
3.
Berusaha
untuk tidak terjadi kontak fisik dengan musuh dan mencukupkan diri dengan
melakukan jihad dakwah meskipun gangguan dari pihak musuh cukup menyakitkan
hati pihak kaum muslimin. Allah berfirman:
“dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur’an dengan jihad yang besar.”
Rasulullah menyifati sahabatnya yang
mengeluh dengan gangguan ynag mereka alami dan meminta kepada Rasulullah agar
mereka merasakan kehidupan yang enak dengan kata isti’jal (tidak sabar
dan tergesa-gesa ingin memetik hasil). Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh Khabbab bin Arat r.a ia berkata:
“kami mengadu kepada Rasulullah SAW. Yang saat itu sedang berada di
Kakbah Kami berkata: Apakah engkau tidak memohonkan pertolongan untuk kami?
Apakah engkau tidak mendoakan kami? Beliau berkata: Orang-orang sebelum kalian,
ada diantara mereka yang ditangkap, lalu digalikan lubang lalu dimasukkan ke
dalamnya. Kemudian dibawakan kepadanya gergaji lalu diletakkan dikepalanya dan
akhirnya dibelah dua, dan ada yang disisir dengan sisir dari besi di antara
daging dan tulangnya. Semua cobaan tersebut tidak menghalangi mereka untuk
komitmen dengan agamanya. Demi Allah! Allah akan menyempurnakan perkara ini
sehingga nantinya ada orang yang berpergian dari Shan’a ke Hadramaut, tidak ada
yang mereka takuti kecuali Allah dan serigala yang memangsa kambingnya, tetapi
kalian sungguh tergesa-gesa.”
4. Selalu aktif melakukan manuver dalam dakwah
dan tidak terpaku hanya di tempat mulai tumbuhnya. Rasulullah SAW. Berangkat ke
Thaif dan kemudian hijrah ke Madinah ketika Mekkah tidak memungkinkan untuk
menjadi tempat pertumbuhan dakwah.
5. Melakukan kegiatan dan menentukan strategi
yang bekesinambungan untuk dakwah ke depan. Rasulullah mengirim para duta ke
Madinah, mengambil baiat (janji setia) dari beberapa orang sahabat di Aqabah,
merancang hijrah dan melaksanakannya dengan kecermatan yang tinggi. Membuat
program dan menentukan strategi adalah bagian dari upaya dan usaha, dan selaku
orang beriman di atas segalanya adalah menyerahkan keputusan akhirnya kepada
Allah.
0 komentar:
Posting Komentar